Postingan kali ini saya persembahkan untuk seorang sahabat, seorang kakak, sekaligus seorang guru yg begitu berjasa bagi saya.
Saya mengenalnya 9 tahun silam … Saat saya masih tercatat sebagai mahasiswa FMIPA di salah satu PTN… Dia adalah guru mengaji saya yg sangat saya kagumi … Saya kagum atas kesabarannya, atas ketawadhuannya, atas pengetahuan keislamannya yang luas. Begitu dekatnya saya dengan beliau sampai sampai saya menganggap dia sebagai kakak kandung saya sendiri. Tak malu malu saya curhat soal berbagai persoalan yg sedang saya alami …
Beliau 12 tahun lebih tua dari saya … Begitu dewasa ..
Saat itu beliau belum menikah, sungguh pribadi yg sangat ceria, aktif dan dinamis.
Saat satu persatu teman sebayanya menikah, dia dengan tulus menghadiri syukuran pernikahan seraya mendoakan sahabat-sahabatnya…
Bahkan saat satu persatu kami… Anak didiknya menikah tak tergores sedikitpun luka kesedihan di wajahnya … Beliau selalu menjadi yg terdepan sebagai tim suksesi acaranya
Suatu ketika beliau pernah berkata
“Jodoh, maut, rezeki semua Allah yang mengatur”
“Maka patutkah kita menggerutu atas segala ketentuanNya?”
“Disaat kita menggerutu bukankah itu sama halnya dengan menggerutu kepada Allah?”
Ah … Mbak, sungguh kau begitu tunduk pada segala keputusanNya …
Satu bulan lalu, saat usianya 40 tahun … Akhirnya beliau mengumumkan kabar yang begitu menggembirakan saya … Sebuah undangan datang ke rumah melalui expedisi pengiriman kilat.
Beliau dinikahi seoraang ustadz tampan nan rupawan, yang ternyata berusia 10 tahun lebih muda … pun telah hidup mapan.
Saat saya sms mengutarakan kebahagiaan saya
Bahwa akhirnya penantian panjang doa doa mbak terjawab oleh Allah si Mbak mengkoreksi sms saya ….
Semua bukan jawaban atas doa doa beliau …. Melainkan wujud kasih sayang Allah semata
Barakallah ya Ukhti ….
Semoga Allah membimbing kalian berdua menjadi keluarga yang sakinah mawardah wa rahmah